
"Lebih dari 300 rumah ada di sini, semua masih terikat keluarga besar Suku Bajau," kata Rena Pasandre, gadis Suku Bajau yang lahir dan besar di tengah laut, Kamis (7/3).
Setiap hari desa ini ramai dengan lalu lalang sampan para warganya, seperti halnya kendaraan di jalan raya.
Di sini, Suku Bajau hidup dengan budaya maritimnya.
Kisah-kisah suku laut ini sangat menarik bagi siapapun yang selama ini hanya tinggal di darat. Rena terus berkisah tentang nenek moyangnya dan juga kebiasaan-kebiasannya menjalani kehidupan yang sangat keras.
Ratusan bahkan ribuan tahun mereka telah akrab dengan laut dan sampan sampan.
"Nenek moyang kami bangsa pengembara di laut, tersebar di kepulauan nusantara bahkan ada di luar negeri juga," kata Umar Pasandre, tokoh masyarakat Bajau yang terkenal telah menghutankan kembali pantai kritis desanya dengan beragam jenis tanaman bakau.
Di tahun 1980-an, warga yang berada di sini diminta untuk membuka lahan di tepi pantai. Mereka diminta membangun rumah dan berkembang pesat.
Ada dua kampung yang berdiri di tepi pantai ini, Torosiaje Jaya dan Bumi Bahari.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News