
“Yang menarik itu disitu itu banyak sekali, ada masjid tertua dan meriam-meriam tua. Ada juga tiang bendera yang sudah berumur 400 tahun, tapi terbuat dari kayu dan nuansanya juga masih sangat terjaga,” kata Arie.
“Di situ masyarakatnya juga sangat relijius. Saya pernah salat Magrib di situ, dan setelahnya kita semua salaman sambil duduk. Dan pas saya tanya memang budayanya di sana seperti itu. Itu unik banget sih, dan suasana relijinya terasa banget,” sambung pria kelahiran 13 April 1985 tersebut.
Akses dari tempat wisata ini juga cukup strategis karena berada di pusat kota. Benteng Keraton Buton ini hanyak berjarak sekitar 3 km dari dar bandara. Selain itu, di sekitarnya juga banyak lokasi-lokasi wisata alam lainnya, seperti air terjun Samparona, air terjun Tirta Rimba dan Cagar Alam Gunung Kolagana.
Arie mengaku sering mengunjungi Benteng Keraton Buton saat masih bersekolah. Terakhir kali dirinya pergi ke sana adalah sekitar 3 tahun yang lalu. Dirinya berharap, ke depannya situs-situs wisata bersejarah di Indonesia bisa lebih lestarikan dan dijaga keasliannya, karena merupakan asset berharga bagi bangsa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News