Maleo Menjadi Daya Tarik Wisatawan Mancanegara Datang Ke Gorontalo

Maleo Menjadi Daya Tarik Wisatawan Mancanegara Datang Ke Gorontalo - GenPI.co
eorang wisatawan asing ditemani Polhut memegang anakan burung maleo di kawasan Hungayono, Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. (Foto: BTNBNW)

“Makanya kawasan peneluran burung maleo hanya ditemukan di pantai atau di hutan yang ada panas buminya, di luar itu tidak ada,” ujar Ardin Mokodompit.

Diperkirakan telur ini menetas dalam waktu 60 hari, anakan yang berada di dalam tanah berusaha sekuat tenaga keluar, dibutuhkan waktu 2 hari untuk tiba di permukaan tanah.

Jika ada akar yang menghambat proses keluarnya anakan burung ini, maka dipastikan akan mati sebelum menghirup udara bebas.

Ancaman lainnya adalah predator, biawak dan ular acap memangsa telur, juga burung elang yang menyambar anakan maleo saat baru muncul di permukaan. Inilah perjuangan anak maleo agar bisa hidup terus.

“Karena keunikan inilah banyak wisatawan mancanegara yang datang ke sini, mereka mencari telur dan memindahkan ke hatchery,” ujar Ardin Mokodompit.

Belantara taman nasional ini memang masih menyimpan banyak misteri, belum banyak riset perguruan tinggi dan lembaga lain yang dilakukan untuk mengungkap banyak hal di sini. Seperti apakah maleo di hutan ini terbang juga ke hutan di Cagar Alam Panua yang juga menjadi habitat maleo?

Gorontalo sangat cocok untuk dikunjungi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya