
Cukup memerlukan usaha untuk waktu masuk ke tempat parkir. Sebab, saya harus jalan setengah kilometer menembus gang rumah warga di sana.
Begitu tiba, sudah banyak warga yang berwisata di sana dan berlalu lalang di sekitar pintu masuk masjid. Memang betul, ada banyak pintu yang nampak dilantai atas, dinding samping sampai pintu masuk. Namun perlu dicatat, situs ini termasuk disucikan oleh warga sehingga tidak sembarang orang boleh masuk. Saya pun cuma menggunakan celana pendek, dan kurang etis untuk masuk ke ruang ibadah yang konon menyimpan banyak nilai historis di dalamnya. Alhasil saya pun memutar pikiran untuk bisa masuk sisi masjid lainnya, dengan mengikuti jalur tembok yang menyerupai benteng.
Sedikit gambaran, saya sudah melakukan riset dari sejumlah sumber. Masjid ini didirikan pada tahun 1978, oleh seorang keturunan Arab, yang dipanggil Al-Faqir oleh warga sekitar. Uniknya, pembangunan masjid ini tidak menggunakan rancangan yang detail. Sebaliknya detail ada pada tembok, dengan menggunakan ornamet religi, yang mengikuti ciri arsitektur Baroque. Beberapa ruangan yang dijaga tidak bisa dimasuki sembarang orang. Ada ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh seseorang yang sudah melakukan puasa selama 40 hari sebelumnya.
Nah, itu baru empat dari sekian banyak situs yang bisa diakses di Tangerang. Tertarik?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News