
Bartho menambahkan, etnis Dayak Sa’ban sangat menghormati tradisi dan sejarahnya. “Ada banyak tradisi yang dipertahankan. Sebab, kami ini menghormati sejarah. Semua masih tersimpan dan menjadi identitas kami,” lanjutnya.
Masyarakat Dayak Sa’ban sendiri terus hidup dengan tradisinya. Potongan rambutnya khas. Mereka hanya menyisakan rambut panjang di bagian atas dan belakang kepala. Rambut di atas telinga dibersihkan melintang lurus ke belakang. Untuk busana, pada momen tertentu mereka mengenakan Talun. Atau busana dari kulit kayu.
Untuk kaum wanita, memakai gelang ulau yang berwarna putih. Pada lengan dan betis wanita yang menikah ditato dengan motif tertentu. Ada pesan spiritual yang ingin disampaikan. Apabila pemiliknya meninggal, tato ini akan memberi petunjuk dalam kegelapan menuju cahaya terang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News