
"Selamat datang rombongan Kementerian Pariwisata. Kami persembahkan Kapu, adat penyambutan khas Liang Ndara sebelum launching homepod di desa kami," tutur Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) liang Ndara.
Rombongan Kemenpar yang datang adalah tim pengembangan Destinasi Regional III Kementerian Pariwisata memang diundang khusus untuk datang ke Liang Ndara. Hadir pula di tempat itu Direktur Destinasi BOP Labuan Bajo Flores.
Saat proses pemotongan ayam, tanda positif muncul . Dara ayam yang ditampung di piring mengental. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, itu pertanda baik.
Homepod yang dibangun Kemenpar di Liang Ndara. (Foto: Dok. Kemenpar)
"Inj bermakna solid. Bagus. Direstui Tuhan dan leluhur. Dalam keseharian masyarakat Liang Ndara memang seperti ini. Selalu menjunjung tinggi adat. Ini membawa banyak berkat. Desa kami jadi banyak dikunjungi turis asing," timpal Ketua adat Liang Ndara, Baselius Baru.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Liang Ndara memang cukup fantastis. Angkanya menembus 1466 wisatawan per sanggar.
Dari kunjungan wisman dan wisnus tadi, Liang Ndara sudah bisa meraup nominal Rp 151 juta per sanggar.
"Itu baru dari periode Januari sampai Agustus saja. Kebanyakan datang dari Australia, Singapura, Prancis dan Amerika Serikat," timpal Kepala Desa Liang Ndara, Carolus Vitalis.
Length of Stay-nya juga panjang. Rata-rata di atas 14 hari. Itulah yang membuat spending wisnan mengalir tak habis-habisnya ke Liang Ndara.
"Rata-rata penduduk Liang Ndara memanfaatkan rumah untuk dijadikan homestay. Awalnya kami kira tidak ada yang betah. Ternyata sebaliknya. Malah ada turis Prancis yang menyewa homestay sampai satu tahun," tambahnya.
Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Regional III Kementerian Pariwisata Harwan Ekon Cahyo menyambut baik tren positif itu.
“Saya percaya Liang Ndara itu jagoannya. Gudang seniman, lautan kreatif di sana. Financial value dan Creative valuenya luar biasa,” tuturnya.
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News