
Pada eranya, hasil produksi payung Juwiring pun sudah diekspor ke mancanegara. Bahan bakunya Bambu Wulung hingga Kayu Mahoni atau Kenanga. Warnanya beragam. Coraknya khas dengan galur bunga hingga dekoratif.
Ada juga payung tradisional khas Kendal. Apalagi, Kendal memiliki beberapa sentra penghasil payung tradisional seperti Kampung Ngaglik di Kaliwungu. Jenis yang dikembangkannya itu berupa payung kertas dengan rangka utama bambu.
Daerah Banyumas pun memiliki payung tradisioanl. Payung pun diperkirakan sudah berkembang sejak 1838 Masehi. Atau, bersamaan dengan pembangunan Pabrik Gula Kalibagor. Kalibagor pun menjadi salah satu sentranya dengan payung berbasis kertas. Varian dari payung kertasnya terbagi menjadi Prah dan Menuran.
Payung tersebut pun memiliki fungsi khusus, yakni digunakan sebagai peneduh bagi orang meninggal saat dihantar ke pemakaman. Sementara Payung Prah digunakan untuk menaungi batu nisan.
Dieksplorasi lebih luas lagi, payung kertas milik Banyumas juga dikembangkan untuk mendukung sebuah seni pertunjukan. Karya-karya tersebut familiar sebagai Payung Kertas Kalibagoran.
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News