
GenPI.co— Kekayaan budaya saat merayakan Idul Fitri di Indonesia begitu beragam, seperti yang dilakukan warga di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Di masjid kecamatan Paguat, prosesi adat perayaan Idul Fitri 1440 Hijriyah melibatkan camat, Koramil, Kapolsek, Kantor Urusan Agama (KUA), imam masjid, khatib, perangkat pemangku adat.
Baca juga:
Salat Ied, 15 RIbu Jamaah Salat ied di Masjid Al-Azhar Jaksel
Ribuan Umat Islam Salat Idul Fitri di Masjid An Nur, Pekanbaru
"Diawali dengan camat, Komandan Koramil, Kapolsek, KUA, Imam dan Khotib dari Yiladia menuju masjid," kata Arman Mohamad, Camat Paguat yang dikenal sebagai sosok pecinta dan pelestari budaya, Rabu (5/6).
Para pembesar negeri ini berjalan dengan baju yang khas, diiringi perangkat adat.
Perangkat adat meliputi Baate atau pemangku adat, wu'u, tamburu atau penabuh hantalo (genderang), kiemalaha, mayulu, apitalau (kapitan laut), syaraadaa.(petugas syara) dan palabila atau prajurit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News