
“Seperti yang selalu terjadi pada YouTube, bukti nyata perubahannya adalah apakah perusahaan menerapkan kebijakan yang sudah ditetapkan.
Sampai YouTube mengambil tindakan nyata untuk mencegah video tentang senjata api dan kekerasan bersenjata menjangkau anak di bawah umur, kebijakannya hanya sekedar kata-kata belaka.”
Tahun lalu, para peneliti di kelompok Paul membuat akun YouTube yang meniru perilaku anak laki-laki Amerika berusia 9 tahun yang menyatakan minatnya pada video game.
BACA JUGA: Gelar CEO Forum 2024, Sysmex Indonesia Bahas Transformasi Digital Kesehatan
Para peneliti menemukan bahwa sistem rekomendasi YouTube meneruskan video grafis penembakan di sekolah, video pelatihan senjata taktis, dan petunjuk cara membuat senjata api otomatis ke akun-akun tersebut.
Banyak dari video tersebut melanggar kebijakan YouTube terhadap konten kekerasan atau berdarah. (*)
BACA JUGA: Cerita Lisa Ramadhanty, Sulap Tugas Kampus Jadi Bisnis Agensi PR & Digital Marketing
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News