
“Serangan dan pencurian data kita sepanjang masa pandemi banyak mengincar target yang mengelola data dalam jumlah besar. Tokopedia
misalnya, karena itu BPS yang menyimpan dan mengolah data strategis ini juga harus memperkuat sistem informasi mereka. Karena itu kehadiran CSIRT ini sangat krusial di era digital saat ini,” tegas Pratama.
Dijelaskan olehnya, ada setidaknya 7 fungsi utama dari CSIRT, yaitu defence melindungi infrastruktur kritis. Lalu kedua monitoring, menganalisis anomali dengan berbagai pola terdefinisi dan pola tak terdefinisi.
BACA JUGA: Gaduh Bocor, BSSN Pastikan Data eHAC Masih Aman
Ketiga intercepting, mengumpulkan konten spesifik atau disebut targeted content. Keempat surveillance, mengamati dan menganalisis aktivitas yang dicurigai dan informasi yang berubah dalam sistem.
“Kelima mitigating mengendalikan kerusakan dan menjaga ketersediaan serta kemampuan layanan tersebut,” imbuhnya.
BACA JUGA: Suara Lantang Pakar Keamanan Siber soal Kebocoran Data eHAC
Keenam remediation, membuat solusi untuk mencegah kegiatan yang berulang ulang dan mempengaruhi sistem.
Ketujuh offensive, pencegahan/perlawanan dengan menyerang balik seperti Cyber Army dan kemampuan untuk menembus sistem keamanan.(*)
BACA JUGA: Waduh, Data Pribadi Pengguna Aplikasi eHAC Kemenkes Diduga Bocor!
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News