Berita prancis terkini : Gebrakan PBB untuk Afghanistan,...

Permintaan tas Hermes tetap membludak, meski dunia saat ini tengah dihadapkan pada pandemi virus corona (covid-19). Ternyata ini penyebabnya.

ke-27 pemimpin Uni Eropa sepakat untuk menjaga "pembatasan ketat" pada kehidupan publik dan pergerakan bebas di semua penjuru tempat.

Daft Punk memutuskan bubar setelah menghiasi dunia hiburan selama 28 tahun. Kekayaannya luar biasa

Sebagai tuan rumah Olimpiade 2024, Prancis akan mengubah tampilan Menara Eiffel menjadi lebih berkilau. Simak selengkapnya.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendesak sesama negara Eropa dan Amerika Serikat untuk untuk menyerahkan lima persen dari pasokan vaksin Covid-19 ke Afrika.

PBB telah mengutuk serangan roket menewaskan seorang kontraktor asing untuk militer AS dan melukai setidaknya 14 orang lainnya di Erbil, Irak.

Otoritas kesehatan tertinggi Prancis telah merekomendasikan agar orang yang pernah terkena virus corona hanya mendapatkan satu dosis vaksin.

AstraZeneca mengatakan mereka mengharapkan versi baru dari vaksin Covid-19 yang siap digunakan pada pertengahan hingga akhir 2021.

Pemerintah Prancis dan Rusia telah mendesak Iran untuk menahan diri setelah mulai memproduksi logam uranium untuk bahan nuklir.

Sejumlah studi di italia menerangkan bahwa salah satu efek dari penguncian virus corona yakni orang-orang saat ini hanya membuat lebih sedikit bayi.

Pengadilan Belgia telah menghukum seorang diplomat Iran karena merencanakan pemboman 2018 lalu.

Tentara Mali mengatakan sedikitnya sembilan tentara tewas dan enam lainnya cedera menyusul penyergapan di pusat negara yang tengah bergejolak.

Perdana Menteri Prancis, Jean Castex, mengatakan negaranya bakal menutup perbatasan dengan semua negara di luar Uni Eropa mulai Minggu (31/1/2021).

Kelompok HAM lakukan gugatan class action pada pemerintah Prancis atas dugaan diskriminasi sistemik oleh petugas polisi yang melakukan pemeriksaan identitas.

Serangan roket yang terjadi di desa Munazari, distrik Khashro, provinsi Nimroz dilaporkan telah menewaskan 18 warga sipil, termasuk anak-anak Afghanistan.