Papan karangan bunga tersebut ditujukan kepada seorang wisudawati di kampus itu. Mahasiswa tersebut adalah pelakor (perebut laki orang) dari si pengirim bunga.
Menurut Bernardo Tavares, kekalahan tersebut tidak bisa diterima lantaran dirinya sudah mewanti-wanti Nermin Haljeta cum sius untuk mewaspadai permainan Bali