Keren! Sulap Limbah jadi Berkah, UMKM Eank Solo Bikin Sangkar Burung dari Paralon Bekas hingga Tembus Ekspor

Keren! Sulap Limbah jadi Berkah, UMKM Eank Solo Bikin Sangkar Burung dari Paralon Bekas hingga Tembus Ekspor - GenPI.co
Pemilik usaha sangkar burung Eank Solo, Eko Sri Muryanto. (Foto: dokumentasi pribadi)

“Saya mulai belajar posting di FB. Kalau di saya paling nyantol ya jualan di FB. Saya jual lewat FB lalu ada orang Pati komen, dia bilang kalau memang sangkar burung bikinan saya tidak pecah (awet), dia akan bayar berapa pun. Dia lalu ke Solo dan membuktikan langsung karya saya,” ungkap dia.

Dia akhirnya mengetahui sangkar burung bikinannya terbilang unik dan menarik karena terbuat dari bahan yang tidak biasa seperti limbah paralon. Bahkan dia mendapatkan buyer dari Singapura karena kepincut produknya yang dipajang di Rumah Kreatif BUMN Solo. 

Tak cuma mendapat ilmu marketing, Eko juga menjadi jago berbicara di depan umum setelah memeroleh pelatihan public speaking dari BRI. Dia mengaku semula tidak berani ngomong di depan orang banyak. Kini pria berusia 47 tahun ini bolak-balik diminta mengisi berbagai acara kaitannya dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

BACA JUGA:  Dukung UMKM Naik Kelas, Hive Five Gandeng Bank BRI

Selain itu, Eko dengan produk andalannya kerap ikut berbagai pameran. Mulai dari Pesta Rakyat Simpedes, pameran di Solo Raya, di Jakarta, hingga produknya dipajang di Istana Negara. 

Keberhasilan Eko dengan usaha sangkar burung Eank Solo dan didampingi Rumah Kreatif BUMN ini diganjar penghargaan dalam program BRIncubator. Eank Solo sukses menyabet peringkat ketiga BRIncubator tahun 2018 lalu.

BACA JUGA:  Denny Caknan Tampil di Final Nugraha Karya Desa BRILian 2023, Total Hadiah Rp 4,35 M

BRIncubator merupakan orientasi pada pemberian akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas UMKM secara digital. BRIncubator adalah pengembangan program Rumah Kreatif BUMN yang fokus memberikan pendampingan seperti Go-Modern, Go-Digital, dan Go-Online.

“Ini jelas berdampak pada omzet saya. Sebelum pandemi omzet bisa 200%-300%. Setelah saya dapat marketing online, jadi tahu ternyata saya termasuk pionir bikin sangkar burung dari paralon itu. Ternyata saya jualnya terlalu murah di pasar. Jadi saya harusnya bisa mengendalikan harga,” tutur dia.

Dalam sebulan, dia bisa menyelesaikan sekitar 30 buah sangkar burung dari paralon bekas. Apabila memakai bahan akrilik, pengerjaannya lebih lama lagi sehingga dalam  sebulan hasilnya hanya 15 buah sangkar burung. Dia dibantu sebanyak 4 orang karyawan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya