
Dhea mengatakan Brownszing tidak hanya menjual brownies, tetapi juga kue kering lain, seperti cookies, nastar, dan kastangel.
“Modal untuk satu buah pesanan tidak banyak, di bawah Rp 100 ribu,” ungkap Dhea.
Brownszing sendiri menggunakan sistem made by order. Artinya, pesanan baru dibuat setelah ada yang memesan.
BACA JUGA: Pemanfaatan SEO Dianggap Jadi Dasar untuk Dikuasai Para Pebisnis
“Biasanya kami ramai orderan untuk hampers hari raya ataupun acara tertentu,” kata wanita 25 tahun itu.
Dhea mengungkapkan pernah mendapat pesanan sebanyak 50 brownies dalam suatu acara pertunangan.
BACA JUGA: Digital Marketing Wajib Dikuasai agar Bisnis Tetap Tumbuh
Namun, ada beberapa kendala yang cukup menghambat bisnis Brownszing tersebut.
“Kendala pertama, kami masih kesulitan untuk pengiriman keluar kota, sulit menjaga brownies tetap fresh dengan bentuk yang tidak hancur,” katanya.
BACA JUGA: Awalnya Bingung, Ade Buka Bisnis Coffee Shop dan Klinik, Ciamik
Selain itu, kalau ada kegagalan di dapur, Dhea pasti jadi rugi. Namun, Dhea ingin mengirimkan kue yang terbaik ke pembeli.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News