
Namun di tahun itu, tempat pembuatan sampo miliknya terbakar. Perusahaan yang dirintisnya bernama PT Pusaka Tradisi Ibu berada di ujung tanduk.
Memikirkan nasib 25 orang karyawan, Nurhayati meminjam ke bank uang sebanyak Rp 50 juta.
Untungnya, pada waktu itu ada kebijakan khusus dari Bank Indonesia, yang membuat pengajuan pinjaman Rp 50 juta namun diminta mengajukan Rp 150 juta.
BACA JUGA: Guru Jadi Juragan Anggrek, Pelanggan Ika Emak-emak Bank dan Hotel
Seluruh uang tresebut digunakan untuk membangun pabrik.
Pada tahun 1995 Wardah terbentuk, tetapi belum begitu besar.
BACA JUGA: Vita Bisa Dapat Miliaran Rupiah Karena Tahu Mama Muda Pengin Apa
Saat krisis ekonomi melandai di tahun 1999, merek Wardah justru makin berkibar.
Wardah bahkan bisa membangun pabrik kedua dengan luas mencapai tiga kali lipat dibanding pabrik pertama.
BACA JUGA: Sempat Bolak-balik ke Rumah Sakit, Kini Lisa Pebisnis Perhiasan
Strategi pemasaran yang dipadukan dengan selalu belajar menjadi kunci sukses Wardah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News