
Para pemain timnas, kata dia, menjalani latihan beberapa bulan, termasuk training camp di negara-negara Eropa atau Asia Barat dengan biaya yang tidak sedikit dan mengorbankan banyak waktu pemain.
Bung Kus mengatakan, model pembinaan seperti itu wajar saja sebagai upaya terobosan untuk meraih prestasi, tetapi tidak bisa menjadi konsep utama yang berkelanjutan.
Model pembinaan yang paling efektif tetap mengedepankan kompetisi usia muda.
BACA JUGA: Menangis Usai Bawa Timnas Indonesia U-19 Juara, Jens Raven: Ini Luar Biasa
Kompetisi domestik untuk pemain usia 13, 15, 17, 19 tahun yang tidak hanya melibatkan klub-klub Liga 1 atau Liga 2.
Kusnaeni menambahkan, di balik suksesnya tim Indonesia U-19 ada jasa banyak pihak, di luar PSSI.
BACA JUGA: Setelah Juara Piala AFF U-19, Indra Sjafri Target Lolos ke Piala Asia U-20
Ada orang tua pemain, pembina di level sekolah sepak bila dan akademi, serta para pejuang sepak bola yang gigih menggulirkan turnamen atau kompetisi usia muda di berbagai pelosok negeri yang patut diapresiasi dan terus didukung.(*)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News