
“Ini akan memastikan keterlibatan event ini untuk masuk dalam agenda internasional bagi para top kayaker dunia untuk datang dan memeriahkan event ini,” kata Michele dalam rilis yang diterima GenPI.co, Sabtu (2/12).
Kejuaraan kayak internasional ini juga memungkinkan atlet lokal atau nasional belajar dengan atlet internasional.
Nita Lanasier dari Toba Caldera IAF 2022 mengatakan, kegiatan ini bukan sekadar perlombaan kayak biasa.
BACA JUGA: Tersingkir dari Piala Dunia 2022, Timnas Jerman Makan Korban
Lebih dari itu, gelaran ini adalah sebuah gerakan responsible tourism yang mengedepankan pengembangan masyarakat lokal di daerah terpencil pasca pandemi Covid-19.
“Kegiatan ini adalah wujud kepedulian kami terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dari mulai penyedia homestay, operator arung jeram dan kayak lokal, hingga pemilik warung setempat,” katanya.
BACA JUGA: Berlaga di BWF World Tour Finals 2022, Apri/Fadia Siap Tempur
Dia menambahkan, ekonomi setempat bergerak melalui kedatangan atlet kayak top dunia serta beberapa kayaker juara nasional yang tinggal lebih dari 10 hari lamanya dan bertanding pada event ini.
Menurut Nita, pendekatan responsible tourism paling tepat untuk promosi destinasi di wilayah terpencil tapi memiliki karakter yang memikat penyuka olahraga petualangan seperti kayak arus deras di Parhitean.
BACA JUGA: Dipanggil Shin Tae Yong ke Timnas Indonesia, Spasojevic Singgung Fisik
Pendekatan ini berbeda dengan destinasi wisata yang sudah tersohor dan infrastruktur pariwisatanya sudah baik seperti Bali, Labuan Bajo atau Danau Toba.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News