
Ratusan korban jiwa yang meninggal dunia usai pertandingan Arema FC berhadapan dengan Persebaya tersebut bukan perkara statistik melainkan soal nyawa manusia.
"Korban itu bukan statistik tapi tubuh bernyawa," tuturhya.
Sebelumnya, kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.
BACA JUGA: Tegas! PSSI Larang Arema FC Jadi Tuan Rumah Liga 1 2022/23
Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.
BACA JUGA: Persebaya Kalahkan Arema FC 3-2, Aremania Ngamuk di Stadion
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
BACA JUGA: 127 Orang Meninggal di Stadion Kanjuruhan, Liga 1 Indonesia 2022-2023 Dihentikan
Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News