
Qodari juga memapaparkan bahwa agenda dalam kongres adalah memilih ketua umum.
“Jadi yang punya kekuasaan besar adalah ketua umum, karena dia adalah mandataris dari peserta kongres,” tegasnya.
Namun, Qodari mengungkapkan ada kejanggalan dalam susunan organisasi di AD/ART Demokrat.
Tidak hanya itu, Qodari juga menjabarkan kedudukan ketua majelis tinggi di atas ketua umum dalam susunan organisasi di AD/ART tersebut.
BACA JUGA: AHY Luar Biasa, Elektabilitas Demokrat Ancam Gerindra dan Golkar
Padahal majelis tinggi tidak dipilih saat kongres 2020, karena di AD/ ART ditulis bahwa majelis tinggi itu adalah ketua umum periode 2015 dan 2020 yang mana dijabat SBY.
"Saya melihat demokrasi Democrat di AD/ART 2020 ini sangat minimal. Pak Bambang sebagai aktivis, sebelum keluar melihat tidak dalam AD/ART itu seperti apa?," tutur dia.(*)
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News