
"Jangan-jangan sebetulnya pak Jokowi yang menginginkan itu, lalu pakai nama petinggi Golkar Leo Nababan," katanya seperti dikutip GenPI.co, Sabtu (31/10).
Lebih lanjut, Rocky mengatakan publik makin lama akan menyaksikan politik yang kehabisan stok pemimpin.
"Kalau Airlangga jadi presiden ya ok, itu bagian dalam kompetisi elektoral, tapi kalo pak Jokowi turun jadi wakil presiden, itu artinya kita kehilangan stok kaderisasi politik," bebernya.
BACA JUGA: Terlahir Penuh Anugerah, Mimpi 5 Zodiak Ini Bakal Jadi Nyata
Menurutnya hal tersebut akan memicu sirkulasi pemimpin yang nantinya politik hanya dikuasai oleh sejumlah elite tertentu.
Hal itu membuat Rocky akhirnya memberikan sindiran, jika ada teknologi yang bisa menghidupkan pemimpin zaman dulu, maka bisa nanti 2024, Gadjah Mada, Raden Wijaya turut serta.
"Supaya tersambung warisan politik, walaupun sifatnya dinasti, tetapi itulah yang namanya hiburan politik ketika Indonesia mengalami jalan buntu karena diolok-olok oleh dunia," kata Rocky Gerung.
Rocky pun mewanti-wanti, jika hal itu terjadi, yakni pengendalian politik oleh pihak tertentu, perubahan di luar sistem parlementer, dan presidensial. Maka pada akhirnya akan memicu amarah rakyat Indonesia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News