
"Jadi imajinasi yang dibangun secara terus menerus kepada kami itu tidak dibalas dengan imajinasi lagi. Karena itu jadi kata saya, lawan kata dia, jadi dibenturkan dengan kenyataan. Tunjukkan kebijakan diskriminatif yang ada, kalau itu semua nggak ada, semua orang yang berakal sehat pasti akan menyimpulkan berarti imajinasi itu batal. Karena dia nggak temukan validasinya dengan kenyataan," tegasnya.
BACA JUGA: Takdir Jadi Pemimpin, 5 Zodiak Hebat Tak Bisa Berhenti Berpikir
Anies berharap tidak ada lagi penggiringan opini yang tak berdasar di alamatkan ke Pemerintahan DKI Jakarta.
"Kalau sudah begitu tetap pertahankan imajinasinya berarti ada problem dengan cara berpikir. Apalagi sekarang sudah 2,5 tahun perjalanan menjelang 3 tahun, framing-framing itu makin temukan fakta betapa nggak relevan di sini," ujar Anies Baswedan.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Andi Yusran menilai Anies merupakan pemimpin yang akomodatif.
Dia menambahkan, Anies bukan sosok yang reaktif sebagaimana beberapa pemimpin lain saat mendapatkan kritikan.
Menurut Andi, Anies mempunyai gaya kepemimpinan yang sangat pas di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia.
"Tipe dan gaya kepemimpinan Anies Baswedan semacam ini memang sesuai dengan masyarakat yang pluralis dan memiliki dinamika yang tinggi, semacam kita saat ini di Indonesia," ujar Andi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News