
BACA JUGA: Alhamdulillah, Ini Dia Kabar Baik Buat Guru Honorer K2
Menurut Ferdy, blok East Natuna sebelumnya sering disebut blok Natuna D-Alpha.
Blok ini dikelola perusahaan minyak dan gas negara, Pertamina (Persero) bermitra dengan ExxonMobil (AS) dan ENI (ITALY).
BACA JUGA: PDI Perjuangan Tolak KPK Geledah Kantor DPP, Ini Alasannya...
Namun, karena karbondioksida (CO2) di Blok East Natuna tinggi, sekitar 70 persen, mengakibatkan satu per satu mitra Pertamina hengkang dari blok itu.
Awalnya ENI keluar, sementara ExxonMobil sampai sekarang masih menunggu kepastian fiscal (tax holiday dan revenue split) dari kementerian keuangan.
BACA JUGA: Amerika vs Iran Siap Perang, Presiden Jokowi Nekat ke Abu Dhabi?
"Tingginya CO2 di East Natuna inilah yang membuat beberapa perusahaan migas asing hengkang karena membutuhkan teknologi tinggi untuk memisahkan minyak dan gas dari CO2," beber Ferdy.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Peneliti Menduga Provokasi Tiongkok di Laut Natuna karena Ini
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News