
GenPI.co - Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa Golkar pernah memiliki pengalaman pahit mengenai pemilihan ketua umum secara aklamasi yang melahirkan perpecahan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengajak seluruh kader dan pimpinan partai untuk mengedepankan musyawarah mufakat dalam memilih ketua umum pada munas, Desember 2019.
BACA JUGA: Viral, Tes Kepribadian Forest Mendadak Populer di Instagram
Airlangga menjelaskan bahwa pemilihan ketua umum secara aklamasi sudah beberapa kali dilakukan oleh Golkar.
"Pertama kali waktu Pak Ical (Aburizal Bakrie), kemudian waktu munaslub (munas luar biasa) kemarin. Jadi, Golkar sudah melaksanakan itu," katanya.
BACA JUGA: Kisah Perias Mayat: Lupa Izin, Arwah Penasaran Terus Mengikutiku
Namun Ketua MPR RI itu tidak setuju dengan adanya pemilihan ketua umum secara aklamasi
"Pemaksaan aklamasi itu membuat kita pecah, dan kita pernah pecah ada (kubu) Ancol dan Bali, (Kubu) Bali itu kan pemaksaan aklamasi yang melahirkan Ancol," katanya, di sela Rapimnas Partai Golkar, di Jakarta, Kamis (14/11).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News