
GenPI.co - Berita hoaks atau misinformasi di media sosial menjadi ancaman tertinggi dalam Pilkada 2024.
Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Kapolri menilai berita hoaks harus diantisipasi karena tidak semua masyarakat bisa membedakan informasi yang benar dan yang bohong.
BACA JUGA: Bawaslu Minta KPU Waspadai Banjir saat Pemungutan Suara Pilkada Jakarta
“Ada satu tambahan yang mungkin juga harus rekan-rekan ikuti terkait dengan potensi kerawanan yang terjadi di media sosial, karena saat ini kalau kita ikuti, ada 33 miliar interaksi media sosial yang mana 38% isinya positif, 23% netral, dan 29% negatif,” ujar Kapolri, dikutip Jumat (8/11).
Kapolri menilai tidak semua masyarakat bisa membedakan apakah ini berita hoaks atau bukan.
BACA JUGA: 1.556 Paslon Kepala Daerah Ikuti Pilkada Serentak 2024, Ada 54 Paslon Jalur Independen
Berita seperti ini berpotensi mulai hanya sekadar dibaca hingga dibagikan kepada rekan yang lain.
Namun demikian, hoaks ini bisa menimbulkan aksi di lapangan.
BACA JUGA: Bawaslu Surati Seluruh Paslon di Pilkada Kota Bengkulu soal Pelanggaran APK
Maka dari itu, dia meminta forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) siap mengatasi kejadian yang tidak diinginkan selama Pilkada 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News