
GenPI.co - Sekretaris Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) Basri Baco merespons pernyataan Cagub DKI Pramono Anung yang menyebut Program Maghrib Mengaji akan membebani pelajar.
Menurut Pramono Anung, program tersebut membebani karena para siswa akan tetap berada di sekolah sampai maghrib.
Basri Baco mengatakan konsep dari Program Maghrib Mengaji dari Ridwan Kamil dan Suswono tidak seperti itu. Dia menyebut siswa tetap belajar di sekolah dan pulang seperti biasa.
BACA JUGA: Pramono Anung Janjikan Ada Bursa Kerja 3 Bulan Sekali
“Pramono ini gagal paham. Konsepnya nggak begitu. Hanya, saat sudah sampai rumah, siswa diharuskan mengaji di masjid, musala atau guru ngaji,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (2/10).
Sekretaris DPD Golkar Jakarta itu menjelaskan para siswa nantinya akan diberi buku monitoring dari sekolah.
BACA JUGA: Pilkada Jakarta, Pramono Anung: Kalau Diberi Amanah, Balai Kota Saya Buka 24 Jam
“Buku monitoring itu nanti ada batas akhir mengaji, tanda tangan guru ngaji, serta diketahui orang tua,” tuturnya.
Anggota Komisi E (bidang pendidikan) DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 itu mengungkapkan program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru mengaji.
BACA JUGA: Pramono Anung Sebut perlu Integrasi Pemerintah Pusat untuk Atasi Banjir Jakarta
Dia menyampaikan para guru mengaji yang terlibat dalam program tersebut akan diberi honor oleh Pemerintah Provinsi Jakarta.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News