
GenPI.co - Isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) masih rawan terjadi dan mengemuka di Pilkada 2024.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan permasalahan ini membuat pihaknya perlu membahas strategi keamanan nasional dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).
"Isu-isu krusial saat ini menjadi potensi yang rawan dalam hal keamanan nasional, seperti penggunaan SARA, netralitas ASN, hingga konteks keserentakan pemilu dan pilkada," kata Rahmat, Rabu (25/9).
BACA JUGA: Ada 37 Paslon Tunggal Lawan Kotak Kosong di Pilkada 2024
Rahmat menjelaskan apabila nanti konflik terjadi dan terus memanas, maka berpotensi untuk memecah belah masyarakat Indonesia.
Selain itu, penyebaran isu sensitif SARA semakin mudah melalui media sosial.
BACA JUGA: 789 Narapida di Lapas Bandar Lampung Masuk DPT Pilkada 2024
"Penggunaan SARA dalam media sosial berdampak buruk hingga ke perpecahan bagi daerah-daerah di Indonesia, khususnya daerah yang rawan seperti Papua dan Madura," papar Rahmat.
Rahmat membeberkan jarak antara pemilu dan pilkada perlu diperhatikan agar lebih partisipatif.
BACA JUGA: Target 60 Persen Kemenangan di Pilkada 2024, PKS: Mari Kawal Bersama
Idealnya, tahapan penyelenggaraan pemilu dan pilkada tidak terlalu dekat, sehingga persiapannya juga bisa lebih maksimal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News