
Menurut Faizal, Gibran hanya melihat pertumbuhan ekonomi berbasis syariah dalam pandangan untuk kepentingan ekonomi.
Padahal, negara-negara muslim termasuk Malaysia, mengelola produk-produk halal itu dalam rangka untuk memproteksi hak umat Islam.
“Dulu diistilahkan dengan sate jamu, kemudian sate guguk. Jadi antara ekonomi syariah dengan kebijakan Gibran di Solo sampai saat ini tidak terbukti,” ucapnya. (*)
BACA JUGA: Balas Gibran soal SGIE, Cak Imin: Ternyata Sego Goreng Iwak Endog
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News