
”Kalau oplah kita sudah 30 ribu, bisa pasang mesin yang lebih besar, nah, biasanya kita akan buka koran baru, supaya mesin efisien,” kata Bang Ado.
”Metro Kriminal” dimulai dengan lima ribuan. Dua tahun pertama oplah hanya berkisar di antara angka itu.
”Waktu kau masuk itu oplah kita sekitar tujuh ribu. Dalam enam bulan, karena berita Sandra itu, kita bisa sampai 15 ribu sekarang,” kata Bang Ado.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (3)
”Benar-benar karena berita itu, Bang?”
”Iyalah, karena apa lagi? Jualan koran ini kayak pisang goreng, kalau enak, orang datang membeli. Kalau nggak menarik, dingin, ya disorong-sorong ke muka orang juga nggak ada yang mau. Sederhana saja, kok.”
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Suharso Monoarfa: Amplop Suharso
Saya mengangguk-angguk saja. Lumayan dapat sedikit tambahan wawasan pemasaran.
Bang Eel pernah mengajari saya tentang perumpamaan juru masak itu. Reporter belanja bahan, redaktur yang masak, redpel yang mengatur penyajiannya dan merencanakan besok mau memasak apa lagi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (2)
Saya sekarang ada di posisi pengatur penyajian dan perencanaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News