
GenPI.co - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai keberadaan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) strategis dan dibutuhkan untuk dinamika politik nasional menjelang Pemilu 2024.
Peneliti CSIS Arya Fernandes menuturkan, langkah KIB yang diinisiasi Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN, dan Ketum PPP menarik sehingga bisa merebut perhatian publik.
Arya menyebut manuver yang dilakukan ketiga partai untuk membentuk KIB sejak dini, berpotensi diikuti partai lainnya.
BACA JUGA: Buktikan Kinerja, Airlangga Menjadi Capres Pilihan Rakyat
Menurutnya, munculnya KIB akan membuat perubahan tren perilaku partai dalam berkoalisi.
Dia memprediksi, pascakeberadaan KIB, partai-partai lain akan menggabungkan diri dalam koalisi.
BACA JUGA: Ruhut Sitompul Damprat Roy Suryo, Ngaca Dong
CSIS mencermati ada sejumlah dampak pembentukan KIB yang merupakan koalisi strategis.
Pertama, KIB sudah memenuhi persyaratan dukungan 20 persen pencalonan pasangan presiden dan wakil presiden. Gabungan suara tiga partai tersebut mencapai 25,7 persen.
BACA JUGA: Menkes Budi Nyalakan Alarm Bahaya, Varian Baru Omicron Muncul
Kedua, di dalam KIB, Golkar, PAN, dan PPP memiliki banyak waktu untuk mendiskusikan platform kebijakan yang ingin dibawa pada kontestasi pemilu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News