
GenPI.co - Pengamat politik Catur Nugroho mengatakan dalam dunia politik Indonesia lebih akrab dengan diktaktor sejak masa Presiden Soekarno daripada Filipina.
Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr terpilih sebagai Presiden Filipina, padahal ayahnya Ferdinand Marcos Sr dikenal sebagai diktaktor.
Menurut Catur, diktaktor yang dimaksud terjadi ketika Presiden Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin.
BACA JUGA: Panglima Garda Revolusi Iran Beri Warning, Rezim Zionis Waspada
"Saya pikir demokrasi terpimpin memberikan wewenang yang sangat besar kepada presiden yang berkuasa waktu itu," ucap Catur kepada GenPI.co, Senin (16/5).
Menurut Catur, meski tidak separah zaman Ferdinand Marcos Sr berkuasa, Presiden Soekarno sempat membuat aturan yang mengarah diktakor.
BACA JUGA: Aziz Yanuar Bongkar Pendeta Saifuddin Ibrahim, Sebut Rezim Jokowi
Sebab, dia menilai aturan itu bahkan melahirkan rezim Presiden Soeharto yang berkuasa 32 tahun.
"Aturan itu menjurus ke arah kepemimpinan yang mutlak (kediktaktoran), meski tidak separah Ferdinand Marcos. Hal yang sama dilakukan Presiden Soeharto dengan demokrasi Pancasila," jelasnya.
BACA JUGA: Suara Lantang Hamas & Militan Gaza, Tebar Ancaman ke Rezim Zionis
Menurut dia, demokrasi Pancasila cenderung otoriter dan represif yang dilakukan Presiden Soeharto.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News