
“Kalau perlu ada konvensi PDIP yang eksklusif untuk kader-kader PDIP saja,” ujarnya.
Refly juga merasa bahwa PDIP sangat aneh karena melarang kadernya untuk menyampaikan aspirasi terkait calon presiden dan wakil presiden.
Yang lebih aneh lagi, menurut Refly, bangsa ini serasa hanya dikontrol oleh satu sosok saja yakni Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA: Ditolak PDIP, Ganjar Bisa Gabung dengan 3 Koalisi Partai Menengah
“Masa iya nasib bangsa ini hanya ditentukan oleh satu orang saja? Bayangkan? Hanya Megawati yang berhak menunjuk siapa yang berhak jadi calon presiden, kan kacau,” papar Refly.
Dirinya lantas mengkritisi mekanisme PDIP yang tidak demokratis. Padahal, menurutnya masyarakat Indonesia menginginkan calon pemimpin yang berasal dari mekanisme tersebut.
BACA JUGA: Bocoran Kader PDIP di Pilpres, Ternyata Tak Hanya Puan dan Ganjar
“Harusnya kan mekanisme partai ini lebih demokratis, tapi kan saya bukan kader PDIP. Walaupun begitu, saya sebagai rakyat Indonesia ingin mekanisme demokratis saat menentukan calon pemimpin,” tadasnya. (*)
Kalian wajib tonton video yang satu ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News