
GenPI.co - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah angkat suara terkait aksi demo Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin (27/9/2021).
Dalam aksi tersebut, sikap aparat kepolisian dinilai sempat bertindak represif untuk mendorong mundur Aliansi BEM SI.
Koordinator Pusat BEM SI Nofrian Fadil Akbar mengecam tindakan represif dari pihak aparat kepolisian tersebut.
BACA JUGA: Demo BEM SI, Jerry Massie Sampaikan Pesan Ini pada Mahasiswa
Padahal belum lama ini Kapolri Jendral Listyo Sigit mengeluarkan telegram yang memerintahkan bawahannya untuk bertindak humanis, dan tidak represif pada penyampai aspirasi.
“Perintah humanisme Kapolri bukan kali ini saja,” ujar Dedi kepada GenPI.co, Selasa (28/9/2021).
BACA JUGA: Berakhir Ricuh, Demo BEM Diwarnai Tindakan Represif Aparat
Bahkan, menurut Dedi, pimpinan Polri sejak dahulu sudah sering bicara humanisme. Kendati demikian, arahan tersebut acap kali masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
“Faktanya kepolisian benar-benar menjadi alat kekuasaan, bukan bagian dari masyarakat yang seharusnya memberikan fasilitas pengayoman ternasuk jalannya demo,” katanya.
BACA JUGA: Demo BEM SI Makin Besar, Begini Ucapan Refly Harun
Menurutnya, rasa percaya masyarakat khususnya penyampai aspirasi kepada aparat kepolisian kian runtuh. Hal tersebut tercatat dalam asil survei yang dilakukan oleh Indonesian Political Opinion (IPO).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News