
GenPI.co - Akademisi ilmu pemerintahan Rochendi menilai bahwa Indonesia tak kekurangan figur yang mumpuni untuk digandeng dalam program antikorupsi.
Oleh karena itu, Rochendi heran mengapa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki wacana untuk menggandeng mantan napi koruptor dalam program tersebut.
“KPK seharusnya menggandeng contoh yang lebih baik lagi untuk digandeng dalam program tersebut,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (31/8).
BACA JUGA: Pakar: Ada Ulah Kepolisian dalam Langkah Aneh KPK
Rochendi mengatakan hal tersebut menghina kinerja orang-orang yang sudah berdedikasi lama dalam melawan korupsi di Indonesia.
“Logikanya sekarang jadi terbalik dan orang yang korupsi yang digandeng. Itu nalar yang sesat, salah, dan keliru,” katanya.
BACA JUGA: Boni Hargens: KPK Tetap Kuat di Tangan Firli Bahuri
Pakar politik itu menilai jika nalar berpikir KPK sudah keliru, seluruh upaya dalam menanggulangi korupsi akan salah.
“Seharusnya bisa diambil contoh yang lebih baik lagi, bukannya malah menunjuk koruptor,” ungkapnya.
Jika nalar itu dipertahankan, lama-lama seluruh anggota KPK bisa diganti dengan koruptor.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News