
Capaian tersebut juga sempat diperoleh Ridwan Kamil pada 12 Juli 2021 yang sama-sama hampir 5.000 kali penyebutan.
Pengamat politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Machfud Fauzi pun juga menanggapi soal baliho Puan Maharani yang saat ini banyak bertebaran di sejumlah wilayah.
Pemasangan baliho Puan Maharani itu bahkan memunculkan persepsi masyarakat jika Ketua DPR RI tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan popularitas.
BACA JUGA: Baliho Puan dan Airlangga Bisa Gagal, Ganjar Malah di Atas Angin
Tidak hanya itu, baliho Puan Maharani juga dikaitkan pada panggung Pilpres 2024, lantaran nama Ketua DPR RI itu kerap masuk dalam berbagai survei yang memotret figur potensial.
"Kalau dihubungkan dengan sosiologi politik, itu semacam dramaturgi. Dimana ada panggung depan dan ada panggung belakang terkait dengan sesuatu yang ditampilkan," ujarnya.
BACA JUGA: Arteri Dahlan: Pemasangan Baliho Tidak Tingkatkan Elektabilitas
Sementara itu dari kubu PDIP, Politikus PDI Perjuangan Arteria Dahlan membantah baliho Puan yang tersebar di berbagai daerah bertujuan untuk meraih dukungan menuju 2024.
“Keliru yang mengaitkan baliho dengan kepentingan elektoral, kalau baliho Mbak Puan dari awal memang tidak ditujukan dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan kepentingan elektoral,” kata Arteria.
Arteria menyebut sejak awal pemasangan baliho Puan bukan bertujuan elektoral. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News