
Namun, ketua umum Partai Gerindra itu tetap menerima tawaran untuk masuk ke kekuasaan dengan alasan memperbaiki bangsa.
“Memperbaiki bangsa itu bisa dari luar, supaya ada balancing. Jadi, Prabowo akhirnya tak paham demokrasi, karena menganggap oposisi tidak diperlukan,” katanya.
Filsuf itu memaparkan bahwa peristiwa tersebut adalah keinginan untuk menyatukan dua orang yang tak paham demokrasi.
BACA JUGA: Suara Lantang Rocky Gerung Soal Presiden 3 Periode, Sebut Jokowi
“Sementara itu, pihak yang menyatukannya itu hanya paham amplop. Ini gilanya negeri ini, lalu kita dibikin repot untuk menganalisisnya,” paparnya. (*)
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News