
Rochendi menuturkan bahwa para ‘emak-emak’ itu tak rela anak cucu mereka menjadi budak di negeri.
“Mereka juga memikirkan apakah mental anak cucu mereka akan sama dengan mereka. Sebab, zaman sudah berbeda dan mereka mungkin nggak punya daya juang yang tinggi,” tuturnya.(*)
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News