
Ia bukan tipe orang software yang hanya di ruang komputer. Apa pun ia tangani. Luar. Dalam. Tinggi. Rendah. Ringan. Berat. Bersih. Kotor.
Wildan pun menguasai lapangan. Khususnya di dunia per-tower-an. Ia mengenal semua tower di wilayah kerjanya. Semuanya. Detail-detailnya. Termasuk karakteristiknya.
Lalu Wildan memikirkan apa saja kelemahan di dunia tower telekomunikasi. Bagaimana mengatasinya. Sistem apa yang sebaiknya dilakukan. Agar ketika pemeliharaan tidak lagi sulit. Termasuk pemeliharaan sistemnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Blast Furnace
Wildan menjadi ahli tower yang berbeda. Bukan jenis yang bisa mendapat uang Rp 8 triliun dengan mudah itu –bahkan tanpa punya keahlian.
Wildan kerja keras. Pakai tenaga. Pakai keringat. Pakai otak. Dengan risiko cacat sampai kehilangan nyawa.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal RUU Kesehatan: Lucut Senjata
Tapi nilai keinginan maju Wildan melebihi 8 triliun Sus –skala untuk mengukur kadar semangat seseorang, entah siapa yang menemukan istilah itu.
Setelah malang-melintang di langit tower Wildan berhenti sebagai karyawan. Ia mendirikan perusahaan. Nama perusahaannya: Vixmo. Singkatan dari Vision X Mobility.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Wartawan Perang
Usaha Vixmo adalah jasa perawatan dan apa pun yang terkait dengan tower telekomunikasi. Modalnya: "Saya punya data semua aset perusahaan telekomunikasi". Data yang detail. Fisik, sistem, dan karakteristiknya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News