
“Karena plasma ini bisa mengeliminasi atau mengimobilisasi virusnya, maka diharapkan lingkaran infeksi itu akan terputuskan sehingga pasien bisa terhindar dari serangan virus itu,” lanjutnya.
Lebih lanjut ia mengatakan jika perempuan boleh saja asal tidak boleh sedang hamil dan dalam keadaan sehat. “Misalnya dia tidak boleh mengandung malaria, virus HIV, hepatitis dan sebagainya. Itu harus negative,” imbuhnya.
BACA JUGA: Uji Coba Terapi Plasma Konvalesen Pasien Corona Siap Dilakukan
Menurutnya, terapi yang berlangsung baik memperhatikan tiga komponen, yaitu pendonor yang sehat, produk yang baik, dan penerima plasma. Terkait dengan produk, Amin menjelaskan bahwa produk tersebut memiliki antibodi dalam kadar yang cukup.
Amin menekankan bahwa pendekatan plasma ini adalah terapi dan bukan pencegahan. “Jadi dia tidak menggantikan vaksin,” pungkasnya.(*)
Heboh..! Coba simak video ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News