
Dalam tes ini, peneliti mengukur aliran darah di lengan bawah, detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen di korteks prefrontal (bagian depan otak).
Para peneliti menggunakan tes Brachial Flow-Mediated Dilatation (FMD).
Mereka menilai fungsi pembuluh darah peserta untuk memprediksi risiko penyakit kardiovaskular.
BACA JUGA: Tips Mengurangi Risiko Stres dan Kecemasan pada Ibu Hamil
Adapun tes FMD untuk mengukur seberapa besar arteri brakialis melebar ketika aliran darah meningkat.
Menurut dia, nilai tes yang lebih tinggi menunjukkan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
BACA JUGA: 5 Cara Menyenangkan untuk Menghilangkan Stres
Dari hasil tes FMD, menunjukkan peserta yang mengonsumsi minuman rendah flavanol mengalami penurunan fungsi vaskular, yang berlangsung hingga 90 menit setelah peristiwa stres.
Sedangkan peserta yang mengonsumsi cokelat panas tinggi flavanol secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi minuman cokelat rendah flavanol pada 30 maupun 90 menit setelah periode stres.
BACA JUGA: Pijat Bisa Meredakan Gejala Depresi, Kecemasan, dan Stres
"Penelitian ini menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan atau minuman tinggi flavanol dapat digunakan sebagai strategi untuk mengurangi dampak buruk pilihan makanan yang kurang sehat terhadap sistem vaskular,” jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News