
Riuh ramai dan penuh suka cita. Itulah rangkaian kata yang pas untuk menggambarkan suasana pembukaan Festival Pesona Bahari Raja Ampat (PBSA) 2018, Kamis (18/10). Beragam suguhan kearifan lokal membuat penonton berbahagia. Salah satunya adalah Tarian Sajojo yang enerjik dengan gerakan lincah khas Papua.
Tarian Sajojo sukses membius wisatawan yang datang ke bibir pantai Waisai Torang Cinta atau WTC. Gerak rancak penari Sajojo semakin membuat suasana festival tahunan ini kental akan kearifan budaya lokal kota Waisai yang ada di pulau Waigeo Raja Ampat.
Tari legendaris ini dibawakan oleh 40 penari. Mereka merupakan siswa siswi sekolah dasar dan SMP di Waisai. Untuk Festival PBRA ke-8 kali ini, para siswa-siswi itu berlatih selama 5 hari. Cukup singkat memang untuk mengisi acara besar ini. Namun itu bukanlah hal yang sulit. Pasalnya, mereka sudah biasa untuk tampil dari panggung ke panggung.
Keompakan dalam melenggangkan gerakan tari Sajojo, menjadi ciri khas dari kelompok tari yang bernaung di bawah Sanggar Tari Mbilin Kayam itu. Sebelumnya, para penari ini mengikuti lomba tari daerah hingga ke Manokwari. Hasilnya, kelompok tari itu sukses menyabet juara dua di lomba tari tingkat provinsi.
Prestasi tersebut jadi cambuk bagi peserta tari untuk tampil lebih baik. Nonah Ingga misalnya, ia bahkan bermimpi ingin membawakan Tari Sajojo hingga ke Jakarta.
"Senang sekali waktu dapat juara dua Manokwari. Ingin sekali saya sampai Jakarta untuk menari Sajojo lagi".Terang siswi kelas 2 SMP itu.
Tari Sajojo merupakan satu dari tari tradisional asal Papua. Tari ini masuk dalam tarian pergaulan yang boleh dibawakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, tua dan muda.
Popularitas Tari Sajojo tak perlu diragukan lagi. Dalam berbagai kesempatan, acara besar maupun kenegaraan maupun adat tarian ini hadir memberi warna ceria.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News