
Pengamatan burung atau birdwatching adalah salah satu potensi besar pariwisata di Provinsi Gorontalo. Sayangnya, hingga kini potensi tersbut belum digali serius.
Padahal pasar wisata jenis ini sudah siap untuk melakukan penetrasi jika daerah ini menyeriusi dengan melakukan identifikasi yang melibatkan komunitas penggiat lingkungan.
“Wisatawan dari Korea menyukai birdwatching, juga Jepang dan negara Asia timur lainnya, belum lagi dari Eropa dan Amerika,” kata Danny Rogi, Community Engagement Spesialist, Enhancing the Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity Conservation (EPASS) Bogani Nani Wartabone, Kamis (20/12).
Baca juga: Asyiknya Birdwatching Burung Air di Danau Limboto
Meski pasar wisata pengamatan burung terbuka, namun pengelolaannya harus sejalan dengan konsep Ekowisata yang mengedepankan pelestarian, edukasi dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Warga desa harus menjadi ujung tombak pengembangan wisata ini karena lokasi pengamatan burung berada di desa mereka. Warga juga sudah memahami karakter dan kondisi lingkungannya sehingga memudahkan wisatawan untuk mengakses lokasi yang baik.
Potensi birdwatching juga mencuat dalam refleksi akhir tahun pariwisata yang digelar pekan lalu oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News