.webp)
GenPI.co - Pasukan keamanan di Myanmar terus menembaki pengunjuk rasa anti-kudeta yang kabaranya kini telah menewaskan 550 warga sipil sejak pengambilalihan militer 1 Februari.
Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan pasukan keamanan telah membunuh 550 orang, 46 di antaranya anak-anak, sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
BACA JUGA: Ironi, Kisah Gadis Nigeria Dipaksa Hubungan Ranjang, Buat Lemas
Sementara, sebanyak sekitar 2.751 orang telah ditahan atau dijatuhi hukuman.
Dilansir Reuters, Minggu (4/4/2021), video yang diposting di media sosial juga menunjukkan pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa dan menahan orang lain di kotapraja Loikaw di negara bagian Kayah.
Terlepas dari penindasan, penentang kudeta setiap hari di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri, sering mengadakan apa yang mereka sebut 'demonstrasi gerilya'.
“Para pengunjuk rasa masih sangat bertekad untuk keluar. Di beberapa tempat mereka keluar pagi-pagi sekali, di tempat lain mereka pergi keluar dengan sepeda motor untuk membubarkan diri dengan cepat, mencoba memberikan jalan keluar yang mudah ketika dinas keamanan mengejar mereka,” ucap salah satu warga Myanmar yang tak mau diebutkan namanya.
Sementara, upaya militer Myanmar untuk mengakhiri perbedaan pendapat beralih ke dunia maya dengan sensor internet dan surat perintah penangkapan untuk kritikus online karena unjuk rasa besar menjadi lebih jarang dalam menghadapi tindakan keras mematikan tanpa henti oleh pasukan keamanan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News