
GenPI.co - Aktivis Myanmar terus mengadakan protes yang diterangi cahaya lilin semalam dan berjuang untuk menemukan cara untuk mengatasi penutupan internet yang semakin dalam pada hari Jumat (2/4/2021).
Pengunjuk rasa anti-kudeta berjanji untuk melanjutkan upaya untuk memaksa keluar para jenderal meskipun tindakan keras militer telah menewaskan ratusan, termasuk puluhan anak-anak.
BACA JUGA: Seruan Maut PBB Ajak Indonesia Bantu Myanmar, Bikin Gemetar
Kelompok anti-kudeta berbagi frekuensi radio, sumber daya internet offline, dan penyedia peringatan berita pesan teks untuk mencoba menghindari pembatasan baru di internet, yang sekarang terbatas pada layanan telepon tetap.
Militer tidak mengumumkan atau menjelaskan kepada perusahaan telekomunikasi untuk memutus broadband nirkabel, yang menambah larangan data seluler di mana gerakan nasional telah dimobilisasi di media sosial dan menyebarkan gambar penindasan mematikan militer terhadap sebagian besar protes yang dipimpin oleh pemuda. aturannya.
Dilansir AFP, dilaporkan ada lebih banyak laporan tentang pengunjuk rasa yang ditembaki di kota Monywa di wilayah Sagaing, dengan satu kematian.
Seorang anak laki-laki berusia 18 tahun juga tewas di Mandalay pada hari Kamis (1/4/2021).
Sementara, situs berita Irrawaddy juga melaporkan bahwa empat penduduk desa ditembak dan empat lainnya ditangkap oleh pasukan keamanan selama protes di wilayah Sagaing.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News