Gertakan Maut Warga Myanmar ke Junta Militer, Siap Mati Disiksa

Gertakan Maut Warga Myanmar ke Junta Militer, Siap Mati Disiksa - GenPI.co
Warga Myanmar menggelar aksi unjuk rasa pasca kudeta militer Myanmar. Foto: Reuters.

GenPI.co - Tiga kelompok pemberontak bersenjata di Myanmar mengancam untuk melawan jika militer tidak berhenti membunuh pengunjuk rasa anti-kudeta.

Ancaman itu datang ketika negara tetangga Thailand mengizinkan lebih dari selusin orang Myanmar yang melarikan diri dari kekerasan untuk menyeberang ke desa perbatasan untuk perawatan medis.

BACA JUGA: Merinding, Situasi Tanzania Jumpalitan, Warga Disiksa Perih

Sementara, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, Tentara Aliansi Demokratik Kebangsaan Myanmar dan Tentara Arakan (AA) menyatakan jika militer terus membunuh orang, mereka akan bekerja sama dan melawan.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok pemantau, melaporkan pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 510 orang sejak perebutan kekuasaan 1 Februari.

Total korban tewas pada hari Sabtu (27/3/2021) lalu, hari paling berdarah dari protes, telah meningkat menjadi 141, angka tersebut menunjukkan.

Di tengah meningkatnya jumlah korban tewas, salah satu kelompok utama di balik protes, Komite Pemogokan Umum Nasional, menyerukan pasukan etnis minoritas yang tak terhitung jumlahnya di negara itu untuk membantu mereka yang menentang penindasan yang tidak adil dari militer.

Kelompok tersebut juga mendesak militer untuk membuka dialog dengan penentang kudeta dan menyelesaikan krisis dengan cara politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya