
“Kami akan mencatatnya sebagai pelanggaran syarat dan ketentuan yang kami sepakati untuk vaksinasi yang adil dan merata,” tegas direktur regional Bank Dunia, Saroj Kumar Jha.
Menurutnya, setiap orang harus mendaftar dan menunggu giliran,” tambahnya. Jadi setelah konfirmasi sebuah pelanggaran, Bank Dunia dapat menangguhkan pembiayaan untuk vaksin dan dukungan untuk tanggapan Covid-19 di seluruh Lebanon.
Diketahui, laporan tersebut menimbulkan kemarahan di negara di mana banyak yang telah kehilangan kepercayaan pada kelas politik korup yang disalahkan atas banyak kesengsaraannya.
“Ibu saya berusia 84 tahun, dia sudah terdaftar dan belum mendapat giliran, sementara semua politisi, keluarga [mereka], dan teman akan divaksinasi sebelum dia,” terang salah seorang warga Lebanon.
Bahkan, kabarnya Abdel Rahman al-Bizri, yang mengepalai komite yang mengawasi kampanye vaksinasi, telah berencana untuk mengadakan pertemuan guna menindaklanjuti kasus tersebut.
BACA JUGA: Duh Ngeri, 7.000 Warga Hilang Bak Ditelan Bumi di Ethiopia Barat
"Apa yang terjadi hari ini keterlaluan dan tidak boleh diulang. Saya tidak bertanggung jawab atas pelanggaran ini, tetapi saya akan meminta maaf untuk itu," tuturnya.
Terlepas dari itu, Lebanon, merupakan negara dengan enam juta orang termasuk satu juta pengungsi Suriah, telah mencatat lebih dari 356.000 kasus virus corona dan 4.387 kematian sejak kasus pertama tercatat pada Februari 2020 lalu.(*)
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News