
GenPI.co - Badan hak asasi manusia tertinggi PBB telah membuka pertemuan tingkat pertama dan tertinggi pada tahun 2021, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang masalah-masalah termasuk kudeta militer di Myanmar.
Sesi empat minggu Dewan Hak Asasi Manusia, yang dimulai Senin (22/2/2021) kemarin, telah menarik beberapa presiden dan perdana menteri untuk "segmen tingkat tinggi". .
BACA JUGA: Fenomena Banjir Inggris, Warga Dievakuasi, Semua Aktivitas Lumpuh
Amerika Serikat juga memperbarui partisipasi dewannya setelah pemogokan dua setengah tahun selama masa jabatan mantan Presiden Donald Trump.
“Setiap sudut dunia menderita penyakit pelanggaran hak asasi manusia,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam pernyataannya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (23/2/2021).
Kudeta militer dan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Myanmar sejak awal Februari adalah salah satu masalah paling mendesak dalam agenda dewan.
“Hari ini, saya meminta militer Myanmar untuk segera menghentikan penindasan,” tegas Guterres.
Lebih lanjut, menurutnya, bebaskan para tahanan. Akhiri kekerasan. Hormati hak asasi manusia, dan keinginan rakyat yang diekspresikan dalam pemilihan baru-baru ini. Kudeta tidak memiliki tempat di dunia modern saat ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News