
GenPI.co - Sebanyak 5.000 orang telah melarikan diri ke tempat penampungan sementara di Filipina selatan saat badai tropis Dujuan membawa hujan lebat, hingga menenggelamkan puluhan desa.
Dilansir AFP, Senin (22/2/2021), dua wilayah yang dilanda badai, termasuk pusat pertambangan nikel di negara itu, Caraga, dengan banjir yang merusak beberapa rumah dan jembatan di provinsi Surigao del Sur.
BACA JUGA: Vaksin Lokal Iran Diklaim 90% Efektif Lawan Covid-19
Dilaporkan Dujuan membawa angin maksimum hingga 65 kilometer per jam (40 mil per jam) dan hembusan hingga 80km/jam (50mph) saat bergerak ke barat laut di atas Filipina selatan.
"Saat ini listrik diputus di beberapa kota sebagai tindakan pengamanan," kata Gubernur Provinsi Surigao del Sur, Alexander Pimentel dalam keterangannya.
Pemerintah Filipina juga mengkonfirmasi bahwa beberapa tujuan perjalanan diperkirakan akan diurungkan dalam 12 jam ke depan untuk menghindari badai tersebut. Dan, mendorong pembatalan setidaknya 36 penerbangan domestik.
Selain itu, laut yang ganas menyebabkan petugas penjaga pantai menunda perjalanan feri, menyebabkan lebih dari 2.000 penumpang terdampar di berbagai pelabuhan di Filipina timur.
BACA JUGA: Israel Isyaratkan Kembali Hidup Normal Usai Vaksinasi Dekati 50%
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News