
Serangan itu diklaim oleh kelompok bersenjata yang tidak begitu dikenal yang menyebut dirinya Awliya al-Dam atau Penjaga Darah.
Para pejabat Irak mengungkapkan kelompok itu memiliki hubungan dengan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), sebuah paramiliter Irak yang didirikan pada 2014 dari sebagian besar kelompok milisi Syiah untuk melawan kelompok ISIL (ISIS).
BACA JUGA: Kudeta Militer Myanmar Panas, 2 Demonstran Tewas di Mandalay
Serangan ini juga terjadi setelah NATO mengumumkan akan secara dramatis meningkatkan misinya di Irak dari 500 personel menjadi 4.000 untuk memerangi sisa-sisa ISIL (ISIS).
Diketahui, misi pelatihan NATO diluncurkan pada 2018 untuk membantu negara yang dilanda konflik itu mengembangkan akademi dan sekolah militer baru untuk angkatan bersenjatanya. Awalnya terletak di ibu kota, Baghdad, dan di negara tetangga Yordania.(*)
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News