
GenPI.co - Pejabat keselamatan federal menyalahkan kecelakaan helikopter yang menewaskan Kobe Bryant dan delapan orang lainnya di pesawat tahun lalu, karena keputusan buruk pilot yang terbang ke awan di mana ia malah bingung dan jatuh ke lereng bukit California Selatan.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional menyimpulkan bahwa keputusan pilot Ara Zobayan untuk terbang ke awan melanggar standar federal yang mengharuskannya untuk dapat melihat ke mana ia pergi sebelum helikopter itu jatuh selama sekitar 40 menit penerbangan.
BACA JUGA: Astaga, Boeing Ternyata Berbohong Soal Kualitas Pesawat 737 MAX
Pilot menentang pelatihannya dengan menjadi bingung secara spesial di awan tebal, suatu kondisi yang dapat terjadi pada pilot dalam jarak pandang rendah, ketika mereka tidak dapat membedakan dari atas ke bawah atau membedakan ke arah mana sebuah pesawat bergerak.
Dilansir dari Aljazeera, Rabu (10/2/2021), tepat sebelum kecelakaan, Zobayan mengatakan kepada pengawas penerbangan bahwa dia naik helikopter dan hampir menembus awan.
Tetapi penyelidik NTSB mengungkapkan bahwa helikopter Sikorsky S-76 sebenarnya sedang naik turun dan mulai turun dengan kekuatan yang meningkat.
Tim penyelidik juga menerangkan bahwa Zobayan tidak mengajukan rencana penerbangan cadangan dan memilih untuk tidak mendarat di bandara terdekat untuk menunggu cuaca buruk.
Dilaporkan ada 184 kecelakaan pesawat antara 2010-2019 yang melibatkan disorientasi spasial, termasuk 20 kecelakaan helikopter yang fatal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News