
GenPI.co - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana mencabut izin proyek pipa minyak Keystone XL senilai US$ 9 miliar atau setara Rp 126 triliun.
Menanggapi hal itu, Perdana Menteri Alberta, Jason Kenney meminta Biden untuk menunjukkan rasa hormat kepada Kanada dan menegosiasikan masa depan proyek pipa Keystone XL tersbut.
BACA JUGA: Ukraina Catat Ribuan Kasus Baru Covid-19
Dia juga mengaku sangat prihatin dengan kabar bahwa Biden, yang akan dilantik pada hari Rabu (20/1/2021) besok, akan membatalkan pipa pada hari pertamanya saat menjabat.
“Kami berharap Presiden terpilih Biden akan menunjukkan rasa hormat untuk Kanada dan akan duduk dan setidaknya berbicara dengan kami, berbicara dengan negara ini, tentang masalah,” kata Kenney, seperti dilansir dari Aljazeera (19/1/2021).
Pipa minyak Keystone dioperasikan oleh perusahaan minyak, TC Energy Corp dan proyek itu terletak di Kanada dan Amerika Serikat. Pipa itu akan memindahkan minyak dari provinsi Alberta ke Nebraska.
Pipa itu membentang 1.947 km (1.210 mil) dari Alberta ke negara bagian Nebraska AS, pipa Keystone XL dijadwalkan untuk mengirimkan 830.000 barel minyak per hari antar kedua negara tersebut.
Terlepas dari itu, sebetulnya proyek tersebut telah menghadapi tentangan keras dari kelompok lingkungan dan Pribumi di AS dan Kanada, yang mengatakan pipa itu akan memperburuk krisis iklim dan mengancam tanah dan saluran air di sepanjang rute.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News